Memilih Mainan yang Tepat untuk Anak Sesuai Usia dan Kemampuannya
Memilih mainan anak
yang tepat untuk anak dapat menjadi salah satu hal yang paling penting
yang harus kita lakukan untuk anak-anak kita. Anak-anak sangat identik
dengan bermain. Bermain adalah dunia anak yang paling dominan. Bahkan,
untuk dapat lebih maksimal dalam menyampaikan pelajaran, pendidikan anak
usia dini menerapkan sistem belajar sambil bermain. Hal ini disebabkan oleh kemampuan dari otak anak itu sendiri yang sedang gemar melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti bermain.Maka dari itu, metode pembelajaran pun
harus disesuaikan dengan kemampuan anak-anak sesuai usianya.Dengan
bermain, dipercaya bahwa pelajaran yang disampaikan akan lebih mudah
diterima dan diserap oleh anak. Namun, sebagai orang tua, kita perlu
menjadi lebih bijak dalam memilihkan jenis mainan yang tepat untuk
anak-anak kita.
Tepat
di sini berarti kita mampu memilih jenis mainan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan anak-anak kita dalam menggunakannya dan sekaligus
memanfaatkannya sebagai media belajar. Sehingga kegiatan bermain anak
akan berjalan dengan lebih efektif dan efisien sesuia dengan kebutuhan
dan kemampuan otaknya. Ada beberapa fase penting dalam usia anak yang
perlu kita jadikan sebagai bahan pertimbangan saat memilih mainan yang
tepat untuk anak kita. Fase-fase tersebut antara lain adalah:
- Fase 0-2 tahun. Dalam fase awal ini anak memiliki kemampuan yang didominasi oleh kemampuan sensor motorik pada otak anak. Sehingga akan lebih efektif jika kita memberikan mainan pada anak dengan wujud yang lebih mencolok seperti pada warna, bau dan tekstur. Mainan yang menggunakan ekspresi juga dapat menjadi salah satu alternatifnya.
- Fase 3-6 tahun. Pada usia-usia tersebut anak sudah mulai tertarik untuk bereksplorasi sehingga permainan yang memancing minat petualangan mereka akan sangat mendukung minat anak-anak kita. Hal ini dapat kita gunakan juga sebagai sarana untuk mendorong rasa percaya diri anak sehingga mereka tidak ragu-ragu untuk mengeksplorasi hal-hal baru.
- Fase pra sekolah. Pada fase ini, yang anak butuhkan adalah jenis permainan yang dapat mengembangkan rasa kerjasama dan kemampuan sosialisasi mereka. Hal ini sangat diperlukan oleh anak-anak kita karena mereka akan membutuhkan kemampuan untuk bersosialisasi dengan lingkungan barunya di sekolah.
Untuk
fase berikutnya, permainan yang cocok untuk anak anak kita adalah
permainan yang memiliki kemampuan untuk merangsang kemampuan peran,
ketangkasan, dan kreativitas pada anak. Dengan memilih mainan yang tepat
untuk anak, berarti kita sama juga dengan mendukung kesempatan mereka
untuk belajar dengan lebih efektif dan efisien sesuai dengan fase usia
mereka masing-masing. Pemilihan mainan untuk anak secara bijak juga
dapat membantu mereka untuk memiliki hidup yang lebih seimbang ke
depannya.Dengan kata lain, kita sebagia orang tua memiliki peranan yang
cukup penting dalam menentukan apa yang perlu anak kita dapatkan salah
satunya dengan cara memilih mainan yang tepat untuk anak kita.
Sumber : Memilih Mainan yang Tepat untuk Anak Sesuai Usia dan Kemampuannya http://bidanku.com/index.php?/memilih-mainan-yang-tepat-untuk-anak-sesuai-usia-dan-kemampuannya#ixzz2S1j6HF9i
Melatih Gerakan Motorik Halus Anak Anda dengan Metode Menggambar
Selain perkembangan motorik
kasarnya, seperti kemampuan si kecil untuk duduk, merangkak, berdiri,
berjalan dan berlari, anda sebagai orangtua juga perlu memperhatikan
gerakan motorik halusnya ketika si buah hati mulai memasuki usia 12
bulan. Perkembangan gerakan motorik halus si kecil perlu untuk terus
dipantau agar bisa seimbang dengan perkembangan emosional, kemampuan
kognitif serta gerakannya yang semakin lincah.
Perkembangan motorik halus
yang dimaksud disini adalah perkembangan otot-otot pada tangan si kecil
untuk melakukan beberapa gerakan yang membutuhkan koordinasi. Misalnya
seperti memegang benda-benda tertentu, menulis atau memegang sendok
makannya sendiri. Melatih perkembangan motorik halus si buah hati
sangatlah penting karena gerakan motorik halus inilah yang nantinya akan
mempermudah setiap aktivitas yang akan ia lakukan di sekolah. Jika ia
belum bisa mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan baik, maka ia
juga akan mengalami kesulitan untuk makan dan memakai pakaiannya
sendiri.
Salah satu
kunci untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak anda adalah
dengan melatihnya untuk melakukan sesuatu secara rutin dan terus menerus
sejak ia masih kecil. Anda bisa melatih kemampuan motorik halus anak
dengan aktivitas menggambar. Kegiatan seperti menggambar, menulis dan
mewarnai sangat bagus untuk diberikan sesering mungkin kepada anak-anak
sejak mereka duduk di bangku TK atau SD.
Aktivitas yang baik untuk melatih
motorik halus anak-anak adalah menggambar dan menulis. Kalau ditanya
mana aktivitas yang paling sulit, tentu semua akan menjawab menggambar.
Hal ini dikarenakan saat menggambar, anak-anak harus menggunakan
kemampuan mereka yang minimal melibatkan 4 jenis kekuatannya yaitu
kemampuan anak menggunakan tubuhnya untuk mengekspresikan ide atau
perasaannya (cerdas gerak), kemampuan berpikir yang dituangkan dalam
gambar (cerdas gambar), pengetahuan mengenai diri sendiri dan kemampuan
untuk bertindak berdasarkan pengetahuannya tersebut (cerdas diri) dan
kemampuan untuk menyampaikan maksudnya melalui gambar (cerdas bahasa).
Aktivitas menggambar akan memberikan ruang untuk anak-anak bisa mengekspresikan kecerdasan anak
serta kreativitas yang mereka miliki sehingga mereka bisa bertumbuh
menjadi anak-anak yang lebih cerdas ketimbang ketika kita menyuruh
mereka untuk belajar menghafal dan menghitung. Menggambar bisa membuat
anak-anak lebih mengingat akan sesuatu hal karena dengan aktivitas ini
ia diminta untuk menggambar sesuatu dan menceritakan apa yang sudah ia
gambar, bukan hanya sekedar membaca dan menghafal apa yang sudah ada
secara berulang-ulang.
Aktivitas menggambar juga membutuhkan
koordinasi antara mata dengan tangan. Ia akan belajar bagaimana
menorehkan garis sederhana yang lama kelamaan pasti akan berkembang
menjadi torehan garis yang lebih kompleks dan jelas. Selain menggambar,
anda juga bisa melatih gerakan motorik halus anak anda dengan
mengajaknya bermain menyusun balok, melipat dan merobek kertas,
memasukkan benda ke dalam lubang, mewarnai serta membuat garis. Dengan
cara ini, anda bisa melatih gerakan motorik halusnya sekaligus
mengeksplorasi kreatifitas serta fungsi kerja otak si kecil.
Mainan untuk Motivasi Belajar Anak
Setiap
anak sangat suka bermain. Bagi si kecil, kegiatan tersebut bukan sekadar
bersenang-senang. Bermain sangat bermanfaat untuk membantu tumbuh kembangnya
agar lebih optimal. Jadi pemilihan mainan sangatlah penting agar manfaatnya
optimal.
Seperti
halnya bekerja bagi orang dewasa, bermain adalah pekerjaan bagi anak. Melalui
bermain, si kecil akan belajar tentang dunia dan sekelilingnya. Ia memiliki
kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan dan mengembangkan keterampilan,
nilai, sikap, toleransi, serta pemahaman. Bermain merupakan cara untuk
mengeskpresikan perasaan dan emosi yang lebih cepat dibandingkan menyampaikan
ekspresi secara verbal.
Sebagai
alat untuk bermain, pemilihan mainan dan juga materi bermain sangatlah penting
agar manfaatnya optimal. Mainan melimpah tak ada gunanya jika mainan tersebut
tidak memiliki nilai edukatif. Artinya, mainan tersebut memberikan kenikmatan
bermain sekaligus manfaat belajar atau keterampilan tertentu. Namun, tidak
berarti pula Anda harus menjejali si kecil dengan mainan edukatif yang terlalu
banyak. Mainan hanyalah salah satu faktor pendukung untuk mengoptimalkan
perkembangan otak anak.
Tiga
tahun pertama merupakan periode emas perkembangan otak anak. Pada masa itu, ia
membutuhkan banyak stimulasi. Semakin banyak stimulasi yang diberikan, maka
hubungan koneksi antar saraf akan semakin banyak. Artinya, anak akan semakin
cerdas. Salah satu bentuk stimulasinya adalah mainan. Anda bisa memberikan
mainan sejak dini, namun tidak berarti sejak bayi. Orangtua sebenarnya adalah
alat permainan alami bagi bayi. Artinya, bayi lebih baik bermain dengan
orangtuanya. Anda boleh mengenalkan mainan edukatif sejak anak berusia 1-1,5
tahun. Pada usia tersebut, si kecil sudah mampu memahami sebuah konsep
permainan meskipun kemampuan berbicaranya belum jelas.
Yang
perlu Anda perhatikan ketika memilih mainan adalah kesesuaian mainan dengan
usia si anak. Usia menunjukkan tahap perkembangan si kecil, baik fisik maupun
mental. Mainan yang terlalu sulit membuat anak frustasi. Sebaliknya jika terlalu
mudah, mainan itu tidak lagi menarik bagi si kecil. Untuk mempermudah Anda
memilih mainan, beberapa produsen mainan mencantumkan kategori usia di setiap
kemasan mainan.
Berikut
adalah ciri-ciri mainan yang bersifat edukatif:
·
Dibuat
untuk merangsang kemampuan dasar pada balita
· Memiliki
banyak fungsi. Artinya, ada beberapa variasi mainan di dalam satu mainan
sehingga stimulasi yang diperoleh anak pun beragam
·
Mendorong
kemampuan pemecahan masalah. Contohnya mainan bongkar pasang atau puzzle
· Melatih
ketelitian dan ketekunan anak. Tak sekadar menikmati, tetapi si kecil juga
dituntut ketelitiannya saat memainkannya
·
Melatih
konsep dasar. Artinya, si anak bisa mengenal dan mengembangkan kemampuan dasar
seperti bentuk, warna, tekstur, besaran. Selain itu, mainan edukatif mampu
melatih kerja saraf motorik halus
· Merangsang
kreativitas anak. Anak-anak semakin kreatif melalui variasi mainan yang
dilakukan
(Sumber: http://www.ceriacerdas.com/sup_artikeldetil.aspx?id=63 )
0 comments:
Post a Comment